Wednesday, October 21, 2020

Mendaur Ulang Makna Teknologi; Sebuah upaya untuk menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Oleh:  Ahmad Rois, M.Pd.I

Penulis adalah Kepala Madrasah Tsanawiyah Riyadus Sholihin Delima Jaya, Kec. Kerinci Kanan, Kab. Siak


Belakangan ini, istilah teknologi menjadi sering diperbincangkan. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Istilah tersebut meroket karena munculnya trend baru dalam dunia Pendidikan selama musim pandemi Covid 19. Ada banyak istilah yang muncul, seperti new normal, daring (dalam jaringan) atau luring (luar jaringan). Di lingkungan Pendidikan sendiri, kajian mengenai Teknologi mulai mendapat tempat prioritas sekitar tahun 1960-an. Terutama pembahasan yang erat kaitannya dengan Teknologi Pendidikan. Lalu apa sesungguhnya Teknologi Pendidikan itu sendiri ?



Sebelum sampai pada istilah Teknologi Pendidikan, kita perlu memisahkan kedua variable tersebut agar keduanya gamblang, yakni Teknologi dan Pendidikan. Teknologi, oleh kebanyakan orang dimaknai sebagai peralatan elektronik. Padahal, sesungguhnya, teknologi tidaklah melulu soal peralatan elektronik. 


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Teknologi dimaknai sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan. Jadi, sesungguhnya teknologi lebih menekankan pada upaya manusia dalam menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah kemanusiaan, termasuk masalah Pendidikan itu sendiri.


Sedangkan Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 


Berangkat dari dua terminologi di atas, dapat disimpulkan bahwa Teknologi Pendidikan adalah metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan dan menilai seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan sumber teknis maupun manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk Pendidikan yang lebih efektif. 


Pada titik ini, istilah baru muncul, yakni pembelajaran. Apakah kemudian istilah Teknologi Pendidikan dapat dimaknai persis sama dengan Teknologi Pembelajaran. Tentu saja tidak. Ada titik tekan yang berbeda dari keduanya, meskipun keduanya berada dalam rumpun yang sama. Secara singkat, perbedaan antara keduanya terletak pada substansi yang dilakukan. Apabila Teknologi Pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas, karena mencakup apapun yang berkaitan  dengan Pendidikan. Sedangkan Teknologi Pembelajaran memiliki cakupan yang cenderung lebih sempit, karena hanya focus pada kegiatan belajar mengajar (KBM) atau proses pembelajaran. 


Lalu, apakah semua Teknologi yang dimaksud dalam kegiatan Pembelajaran harus selalu menggunakan alat elektronik? Tentu saja tidak. Misalnya, dalam menyampaikan materi pelajaran Fiqih tentang Wudlu. Teknologi Pembelajaran yang dipakai adalah Air dan Tempat Wudlu, bukan alat elektronik. Meskipun dalam materi atau pelajaran lain, misalnya IPA, IPS dan Matematika, penggunaan media elektronik sebagai Teknologi Pembelajaran mungkin saja diperlukan. 


Selama masa pandemi, dalam kaitannya dengan Teknologi Komunikasi dan Informasi, kita harus menggunakan peralatan elektronik seperti Handphone, Laptop dan Internet untuk berkomunikasi. Karena selama pandemi ini, pertemuan tatap muka sangat tidak dianjurkan. Tapi dalam kegiatan belajarnya sendiri (selain cara berkomunikasi), kita dapat menggunakan media apa saja untuk meningkatkan minat belajar dan internalisasi materi pembelajaran. Hal tersebut diperlukan untuk mengatasi kejenuhan peserta didik dalam menghadapi zoom meeting atau tugas-tugas yang disampaikan secara monoton melaui aplikasi e-learning. 


Belum lagi masalah lain, yakni pola belajar peserta didik yang berbeda-beda. Anak dengan pola belajar Kinestetik, yang lebih mudah menangkap informasi melalui sentuhan dan gerakan, tentu tidak bisa disamakan daya serapnya dengan anak Visual, yang lebih mudah menyerap melalui indra penglihatan. Begitu pula anak dengan pola belajar Auditorial, yang lebih mudah menyerap informasi melalui pendengaran, juga tidak bisa disamakan dengan anak dengan pola belajar Kinestetik dan Visual. 


Oleh karena itu, pemilihan media belajar yang tepat sebagai Teknologi Pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini tentu saja merujuk pada fungsi Teknologi Pendidikan itu sendiri, yakni menyelesaikan masalah kemanusian yang berkaitan dengan pembelajaran. Pada titik ini, pembelajaran jarak jauh (daring) sesungguhnya memiliki sisi positif yang perlu digali dan dikembangkan. Apabila selama ini media pembelajaran yang kita gunakan hanya terbatas terhadap apa yang ada di sekolah, maka dengan adanya e-learning dan pembelajaran dari rumah, kita bisa lebih leluasa mengarahkan peserta didik untuk mencari dan menggunakan media belajar sesuai kecenderungan pola belajar masing-masing peserta didik. 


Dalam hal ini, kreatifitas Guru sebagai fasilitator memegang peranan yang signifikan. Guru tidak lagi dicitrakan sebagai sosok yang membosankan karena hanya bicara di depan kelas atau layar monitor, melainkan menjadi tokoh penggerak yang mampu mempengaruhi peserta didik dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan begitu, peserta didik dapat kita arahkan dan kita dorong untuk lebih giat dalam menggali kreatifitas dan potensinya selama belajar di rumah. 


Bila hal tersebut dapat dilakukan, maka distance learning akan berdampak positif bagi dunia Pendidikan. Model pembelajaran yang menyenangkan di rumah ini akan memberikan efektifitas dalam hal waktu dan tempat. Bahkan bila model ini mampu didukung oleh sebuah system yang memadahi serta dikelola secara maksimal, maka tidak menutup kemungkinan, model distance learning akan mampu meningkatkan kualitas Pendidikan. 


Kesimpulan


Terminologi Teknologi Pendidikan dapat digunakan berdampingan dengan istilah Teknologi Pembelajaran, karena keduanya mengandung pengertian yang sama, namun memiliki focus yang berbeda. Pembedanya adalah ruang lingkup pemecahan masalah. Teknologi Pendidikan mencakup skala yang lebih luas, sedangkan Teknologi Pembelajaran memiliki cakupan yang cenderung lebih sempit, karena hanya focus pada kegiatan belajar mengajar (KBM) atau proses pembelajaran pada aspek-aspek di dalam kelas (aspek masalah perorangan). 


Akhirnya, inti dari Teknologi sebagai upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah Guru (manusia) itu sendiri. Guru dituntut untuk menjadi solusi penyelesaian masalah belajar pada setiap peserta didik. Oleh karena itu, disiplin ilmu yang mutlak dikuasai oleh seorang Guru dan paling berpengaruh terhadap Teknologi Pembelajaran adalah ilmu psikologi, baru kemudian dikolaborasi dengan disiplin ilmu yang lain, termasuk skill dalam menggunakan media pembelajaran, baik yang sifatnya elektronik maupun non-elektronik. Hal tersebut akan sangat menunjang terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Apabila model pembelajaran semacam ini dapat di akomodasi dalam sebuah system yang komprehensif, maka tidak menutup kemungkinan mutu Pendidikan akan meningkat secara signifikan. 



#PGRI #KOGTIK #EPSON #KSGN http://gurupenggerakindonesia.com/


Mengupload: 135322 dari 135322 byte diupload.





17 comments:
Write comments
  1. Tulisan yg bagus dan membuka wawasan... Teknologi salahsatunya bertujuan untuk efektivitas. Meskipun peran guru sangat penting juga. Tetapi guru yg bisa memanfaatkan teknologi dibilang pendidikan akan sangat luar biasa. Ditunggu tulisan tulisan berikutnya. Salam sukses selalu

    ReplyDelete
  2. Josss,,,semoga bermanfaat tulisannya untuk semua

    ReplyDelete
  3. sangat menginspirasi, terimakasih sdh share pak...

    ReplyDelete
  4. Terimakasih, tulisan ini sangat menginspirasi dan menambah wawasan, ditunggu tulisan berikutnya

    ReplyDelete
  5. Mengingatkan saya dengan sistem halakah pada zaman Rasulullah SAW. Tulisan yang juara.

    ReplyDelete
  6. Sangat fenomenal memang, era digital memang harus melek teknologi karena kita dituntut untuk itu. Apalagi pada masa pandemi yang tak kunjung usai. Pendidikan juga dituntut untuk menguasai teknologi. Sangat menginspirasi.

    ReplyDelete
  7. Ruswan el Ibrahim5:14 PM, October 21, 2020

    Apik banget, sangat menginspirasi. Masa depan memang tantangannya adalah teknologi.

    ReplyDelete
  8. Perkembangan teknologi memang sangat luar biasa

    ReplyDelete
  9. Mantab banget, lanjutkan

    ReplyDelete
  10. manfaatkan teknologi yg semakin berkembang didalam pendidikan..
    "salam gelem repot"

    ReplyDelete
  11. Terima kasih sdh mengerjakan tugasnyabdgn baik dan meramaikan lomba blog bulan bahasa dan sumpah pemuda.

    ReplyDelete