QUANTUM READER


Judul buku      : QUANTUM READER: MEMBACA LEBIH EFEKTIF,   LEBIH BERMAKNA DAN LEBIH CERDAS
Penerjemah    :  Lovely
Penyunting      :  Budyastuti R. H.
Penulis            :  Bobbi DePorter
Penerbit          :  Kaifa, Bandung
Cetakan I       :  November, 2009
Tebal               :  75 Halaman
Peresensi        : Achmad Rois)*

M embaca barangkali bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Para pelajar, mahasiswa, para pegawai kantoran, penjaga tiket busway atau sopir taksi yang sedang menunggu penumpangnya di terminal atau bandara. Tetapi yang mungkin menarik dari setiap mereka adalah tentang metode atau cara masing-masing dari mereka dalam menikmati bacaannya. Hal ini tentu tidak akan terlepas dari apa sebenarnya tujuan mereka membaca. Bisa dikatakan bahwa tujuan seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan studinya di kampus, relative tidak akan sama tujuannya dengan seorang sopir taksi yang sedang berada ditengah suasana menunggu penumpang. Setiap dari kita tentu punya alasan yang berbeda untuk mau membaca. Jika kita semua punya alasan maka setiap dari kita akan cenderung memilih waktu yang berbeda, suasana yang jauh berbeda, tingkat konsentrasi yang tak mungkin sama dari setiap individu. Jadi sudah pasti kita akan punya alasan-alasan tersendiri untuk meningkatkan kualitas membaca.
Terlepas dari itu semua, buku ini secara khusus dikemas oleh Bobbi DePorter untuk dipersembahkan kepada para Quantum Learner yang ingin belajar lebih banyak dari membaca. Menjadi lebih baik karena mampu membaca bacaan-bacaan baik dengan cara-cara yang baik pula. Serta melakukan hal-hal yang lebih baik di sekolah, kampus ataupun dalam ruang terbatas kehidupan.
Buku ini dikemas begitu menarik dengan penyertaan gambar yang sangat inspiratif. Pantas kiranya jika kita menyebut pendiri SuperCamp ini sebagai penulis sekaligus guru yang kreatif dan inspiratif.
Kita tidak bisa begitu saja “menyuruh” otak kita untuk membaca lebih cepat dan “menyuruh”-nya untuk mampu memahami lebih dalam dan cermat. Tapi kita masih bisa “meminta”-nya, semacam itulah kira-kira. Karena hal itu, maka pada Bab I, buku ini mengajak kita untuk menanyakan hal yang tepat sebelum kita membaca. Pertanyaan tentang apa manfaat bagi kita sehingga kita harus membaca. Pertanyaan itu akan menimbulkan motivasi dan keingintahuan. Motivasi ini disebut Motivasi Intrinsik, seperti yang dikatakan Penulis dalam buku ini. Motivasi tipe ini adalah motivasi yang paling efektif untuk belajar karena ini adalah sesuatu yang ingin kita lakukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk guru atau dosen kita disekolah. Sehingga dalam suasana yang seperti ini kita akan benar-benar menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri.
Pada Bab II, Presiden Quantum Learning Network (QLN) yang bermarkas di Oceanside, California ini mengajak para pembaca untuk masuk dalam kondisi membaca yang maksimal. Sesuai dengan persiapan kita yang berawal dari motivasi bahwa kita harus melakukan pemenuhan kebutuhan untuk diri kita sendiri. Penulis mengajak kita me-minimalisir kemungkinan saat kita selesai membaca suatu materi dengan tanpa memahami materi itu sama sekali. Hal ini di-indentifikasi sebagai akibat dari kegiatan membaca tanpa menggambarkan materi-materi itu dalam pikiran kita. Karena itu penulis mengatakan bahwa “otak kita perlu citra untuk memahami makna; jika tidak, maka sesungguhnya kita hanya melihat tulisan-tulisan tanpa makna”. Jadi, agar dapat menggambarkan materi dan memahami materi yang kita baca, kita harus berada dalam kondisi yang tepat. Yaitu dalam kondisi yakin dan konsentrasi penuh saat membaca.
Pada Bab III dan IV, penulis mulai mengajarkan keterampilan pendukung untuk dapat memahami bacaan atau buku dengan baik. Keterampilan yang dimaksud adalah bagaimana menjadikan Mata dan Tangan sebagai instrument ampuh penunjang kemampuan otak menjadi maksimal. Otak kita igin membaca dengan cepat, tapi biasanya justru kita perlambat. Kita sering kali mengira bahwa jika kita membaca dengan lambat, maka kita akan dapat lebih memahami isi bacaan. Penulis menegaskan kenyataan yang sebaliknya, bahwa hal yang demikian justru akan membuat kita bosan, membuat pikiran melayang kemana-mana dan akhirnya kita akan gagal untuk mendapatkan informasi; atau kebutuhan untuk diri kita sendiri, seperti kita sebut di awal tadi. Karena itu penulis ingin agar kita para pembaca memper-tahankan keingintahuan dan kuantum kita dengan keterampilan mata dan tangan sebagai instrument penunjang kerja otak yang maksimal.
Pada Bab V dan VI, pendiri SuperCamp ini mengajak para pembaca untuk bisa mempelajari beberapa teori tentang metode membaca yang ampuh. Tetapi sekaligus meng-aplikasi-kanya langsung dalam kegiatan membaca yang professional. Kita mungkin pernah kehilangan data yang sangat penting karena kita bekerja terlalu cepat dan lupa menyimpannya. Karena itu, kita harus memastikan untuk menyalin semua informasi yang kita baca dan kita harus menyimpannya didalam otak. Metode ini adalah metode terakhir dalam system Quantum Reader yang dikemas begitu menarik dalam buku ini. Metode itu yang disebut Periksa dalam istilah yang digunakan buku iniMembuat Peta Pikiran dan Menceritakan Kembali adalah isi dari metode ini. Kita bisa menceritakan kembali isi bacaan yang kita baca terhadap diri kita sendiri untuk mengingat bahwa Peta Pikiran akan membantu kita mengolah dan mengingat secara menyeluruh apa yang kita baca.
“Cara terbaik lain untuk meningkatkan pemahamanmu adalah dengan berbagi dengan orang lain apa yang kamu pelajari. Membagikan idemu akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ini merupakan gerakan spiral yang bisa membuatmu semakin maju (hal: 58)”. Kutipan diatas sangat bermakna menurut saya, karena makna “berbagi” terlihat menjadi benar-benar mulia.
Buku ini dilengkapi dengan cara mengukur kecepatan membaca sehingga kita dapat melihat kemampuan kita sebelumnya saat membaca dan membandingkanya setelah kita mendapatkan buku ini sebagai panduan dan system yang kuat tentang metode membaca yang menarik dan professional. Hal ini tentu akan lebih memperkuat keinginan kita untuk segera mendapatkan buku ini sebagai konsumsi awal untuk mencapai kesuksesan membaca dan awal dari kegemilangan perjalanan dan karir kita dalam kehidupan.
Buku ini sangat membantu kita dalam hal fungsi membaca dan memberikan system enam langkah membaca lebih cepat, memahami lebih baik dan menemukan ide-ide yang mampu menggali petensi individu kita. Membaca membantu kita menemukan apa yang kita inginkan, mengikuti keinginan itu dan mendapatkan apa yang kita inginkan dalam hidup ini. Kita tidak hanya membutuhkan kemampuan membaca untuk mempertahankan keingintahuan, kita juga membutuhkan system membaca yang kuat dan handal agar kita bisa menggunakan lebih banyak kemampuan membaca kita tentang hal-hal yang paling penting unuk kita.
Buku ini menginginkan kita masuk sepenuhnya dalam dunia Quantum. Oleh karena itu kita perlu punya kemampuan dan keterampilan yang lebih cepat serta pengetahuan yang dalam untuk bisa belajar lebih banyak, menjadi lebih hebat, dan mampu melakukan lebih banyak hal.
Bagi banyak orang, membaca berubah menjadi PR yang harus dikerjakan, menulis seperti mengerjakan tugas dan mengingat membuat kita terkenang saat akan mengerjakan tes soal pilhan. Tapi tidak dengan para pembaca yang menikmati buku ini. Membaca akan menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi seperti nasi dan lauk pauk. Makanan yang harus dikonsumsi setiap hari oleh organ ter-mulia yang disebut otak.
)*  Penulis adalah aktivis Pusat Kajian Filsafat dan Theologi (PKFT) Tulungagung.